MbahMamik menceritakan jenglot ditemukan kawasan Makam Buyut Akasah yang berada di Desa Burikan Kecamatan Kota. Jenglot sebelumnya ditemukan pada Sabtu (27/2) siang. ADVERTISEMENT
Kabar6-Masyarakat di Desa Cikamunding, Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, berziarah ke makam para leluhur. Kegiatan ini menjadi tradisi baru yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Cikamunding menjelang peringatan hari jadi desa tersebut yang ke-48. Hari Jadi Cikamunding jatuh pada tanggal 12 Maret 2023. Diawali Kepala Desa Cikamunding Yayan Hendaya bersama aparatur pemerintah desa, LKD, dan tokoh masyarakat berziarah ke makam Ki Buyut Wangir. Ziarah lalu dilanjutkan ke makam Uki dan Djuwaeni, di TPU Makam Kidul Cikamuning II. Keduanya merupakan tokoh perwakilan Cikamunding yang kala itu masih menjadi bagian Desa Cisungsang. Yayan dan rombongan kemudian menuju Kampung Pasirawikuda. Di kampung ini disemayamkan Ruhani yang merupakan kades pertama Desa Cikamunding. “Alhamdulillah tahun ini kita mulai tradisi baru berziarah ke makam para pendahulu, sesepuh dan karuhun,” kata Yayan, Sabtu 11/3/2023. Yayan menuturkan, kegiatan tersebut merupakan bentuk penghormatan dan menghargai para leluhur dan sesepuh yang sudah berjuang membangun Cikamunding. “Dari apa yang telah dilakukan juga diharapkan menjadi cerminan sekaligus memotivasi generasi penerus untuk terus berikhtiar dan berperan aktif secara bersama-sama dalam pembangunan di Cikamunding,” ujar Sekretaris Apdesi Lebak ini. **Baca Juga BPOM Temukan Jamu Kedaluarsa Dijual Bebas di Kabupaten Tangerang “Harapan kami, desa semakin maju pembangunannya, semakin mandiri dan semakin makmur warganya,” tambah Yayan. Berziarah ke makam kades dan tokoh masyarakat terdahulu akan menjadi tradisi yang dilakukan menjelang peringatan Hari Jadi Cikamunding. “Pelaksanaannya pada hari Jumat terakhir sebelum peringatan hari jadi agar lebih khidmat dan sakral,” katanya.Nda Tangansang Dewi mengguncang-guncang sosok ibunya. Bersamaan itu terdengar ledakan tangisnya. Sedang Ki Buyut Pagar Alam menghela napas dalam sambil usap-usap wajahnya. "Dewi," bisik Ki Buyut Pagar Alam setelah beberapa saat berlalu seraya pegang pundak Dewi Siluman dan perlahan-lahan ditarik dari atas tubuh Daeng Upas. SALAMANIK BAREGBEG KOLOT DUSUN BAREGBEG DESA BAREGBEG Kata Pengantar Puji Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat ALLAH SWT Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia NYA kita semua diberikan kesehatan, keberkahan dan umur panjang sehingga masih bisa menjalani merasakan kenikmatan kehidupan ini yang kadang tidak kita sadari begitu banyak Nikmat dan Karunia NYA yang kita Ingkari. Shalawat serta Salam semoga selalu terlimpah curah ke Jungjunan Kita Habibana Wanabiyana Muhammad SAW serta kepada umatnya yang senantiasa taat dan patuh terhadap ajarannya. Kantor Kecamatan Baregbeg Sekilas Tentang Kecamatan Baregbeg RIWAYAT SINGKAT KECAMATAN BAREGBEGKECAMATAN BAREGBEG DIBENTUK BERDASARKAN Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Kecamatan Sindangkasih, Baregbeg, Panjalu Utara, Lumbung, Purwadadi dan Mangunjaya Kabupaten Ciamis;Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Kecamatan Sindangkasih, Baregbeg, Panjalu Utara, Lumbung, Purwadadi dan Mangunjaya Kabupaten Ciamis;Keputusan Bupati Ciamis Nomor 140/ tertanggal 30 September 2004 Tentang Peresmian Kecamatan dan Penetapan Pusat Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan Ibu Kota Kecamatan Sindangkasih, Baregbeg, Purwadadi, Mangunjaya dan Lumbung Kabupaten Ciamis;Wilayah Kecamatan Baregbeg yang sekarang ini semula merupakan bagian dari wilayah kerja Pemerintahan Kecamatan Ciamis dan Kecamatan Cipaku. Pada saat Pembentukan Perwakilan Kecamatan dengan istilah Kemantren maka terbentuklah Kemantren Baregbeg yang mempunyai wilayah kerja 9 Desa; 8 Desa berasal dari Kecamatan Ciamis yaitu Desa Baregbeg, Mekarjaya, Sukamaju, Pusakanagara, Petirhilir, Karangampel, Jelat, Saguling dan 1 Desa yaitu Desa Sukamulya dari wilayah Kecamatan Cipaku, dengan kantor pusat pemerintahan Kemantren berada di Dusun Ciwalung Desa Baregbeg, dengan batas-batas wilayah sebelah selatan Kecamatan Ciamis, Sebelah Barat Kemantren Sadananya, Sebelah Utara Kemantren Pusakanagara Kecamatan Cipaku dan Sebelah Timur Kemantren Sukadana dan Kecamatan dengan peraturan yang berlaku, pada Tahun 1999 Pemerintahan Kemantren dibubarkan dan Desa-desa eks Kemantren semuanya menjadi Wilayah Kerja Kecamatan Tahun 2004 sesuai dengan Perda Nomor 15 Tahun 2004 dan Perda Nomor 24 Tahun 2004 Terbentuklah Kecamatan Baregbeg yang mempunyai wilayah Kerja 9 Desa yaitu Desa Baregbeg, Mekarjaya, Sukamaju, Pusakanagara, Petirhilir, Karangampel, Jelat, Saguling dan Sukamulya dengan batas-batas wilayah sebelah Selatan Kecamatan Ciamis, Sebelah Barat Kecamatan Sadananya, Sebelah Utara Kecamatan Cipaku dan Sebelah Timur Kecamatan Sukadana dan Kecamatan Keputusan Bupati Ciamis Nomor 140/ Tanggal 30 September 2004 ditetapkan pusat Kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan atau Ibu Kota Kecamatan Baregbeg yang untuk sementara menempati sebagian Kantor Desa hari senin tanggal 11 Oktober 2004 dilantik Camat Pertama Kecamatan Baregbeg atas nama Drs H Iwan Suhendar yang Pelantikannya dilaksanakan di Pendopo Kabupaten hari kamis tanggal 14 Oktober 2004 bertempat di halaman balai Desa Baregbeg oleh Bupati Ciamis diresmikan menjadi Kecamatan Baregbeg bersamaan dengan Kecamatan Sindangkasih, dan Lumbung, maka sejak tanggal itulah Baregbeg menjadi Kecamatan dengan dimulainya Aktivitas Kepemerintahan Kecamatan Baregbeg yang pusat kegiatan Pemerintahannya menempati Kantor Desa Baregbeg yang terletak di Dusun Desa Desa Tahun 2005 Pemerintah Kabupaten Ciamis membangun Kantor Kecamatan Baregbeg di atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Ciamis yang terletak di Dusun Ciwalung Desa Baregbeg dan pada awal Tahun 2006 Pusat Pemerintahan Kecamatan Baregbeg berpindah tempat dari Kantor Desa Baregbeg yang terlelak di Dusun Desa Desa Baregbeg ke Gedung Kantor Kecamatan Baregbeg yang terletak di Dusun Ciwalung Desa Baregbeg saat Tahun 2006 dibentuk panitia Pembangunan Gedung Dakwah Islam Kecamatan Baregbeg dan dilanjutkan dengan pengadaan tanah yang lokasinya di Desa Petirhilir, Alhamdulillah saat ini di usianya ke -16 Kecamatan Baregbeg telah memiliki Gedung Dakwah Islam sebagai pusat kegiatan Masyarakat dalam Syi'ar Agama Maupun Kegiatan lahirnya Kecamatan Baregbeg Pelaksanaan Koordinasi Kepala Desa maupun perangkat Desa dengan Camat Terlaksana dengan mudah Efektif, Efisien, pelayanan administrasi sosial pemerintahan kepada masyarakat lebih mudah efektif, efisien. Kepala wilayah Kecamatan Baregbeg mengalami pergantianDrs H IWAN SUHENDAR, asal Desa Utama Kecamatan Cijeungjing menjabat Camat Mulai 11 Oktober 2004Drs SURYANA asal Kecamatan Parigi menjabat sebagai PLH CamatDrs H ATANG TAHMAT asal Kecamatan Cidolog menjabat Camat mulai 02 April 2008 dan yang bersangkutan purnabakti pada tanggal 01 Maret 2009Drs AA HENDARSIN Asal Kecamatan Kawali Menjabat PLH Camat mulai 01 Maret 2009H ROHIM HARYADI SIP Asal Kecamatan Panawangan bertempat tinggal di Dusun Ciaren Desa Sukamaju menjabat Camat mulai 15 Oktober 2009 dan yang bersangkutan purnabakti pada tanggal 31 Mei 2013Drs HERMAN SUHERMAN Asal Kecamatan Cijeungjing menjabat PLT Camat mulai 01 Juni 2013 kemudian menjabat di Kecamatan Pamarican sampai beliau wafatKRISHNA GUNAWAN, Asal Kecamatan Cijeungjng tinggal di jalan Ciharalang menjabat Camat Mulai 09 September 2013 s/d 28 Mei 2014Hj RUSMIWATI asal DKI Jakarta tinggal di Dusun belender Kelurahan Maleber Kecamatan Ciamis menjabat sebagai Camat mulai 29 Mei 2014 Oktober 2019H EDY YULIANTO ATD MM asal Indihiang Tasikmalaya menjabat sebagai Camat mulai tanggal Oktober 2019 Januari 2022Hj SARIFAH, AP, SH asal Menjabat sebagai Camat mulai tanggal Januari 2022 .............. SUASANA HARI JADI KECAMATAN BAREGBEG KE 6 KEGIATAN JALAN SEHAT BERTEMPAT DI ICAKANHUTAN KOTA SALAMANIK Kenapa disebut hutan kota ? karena berdasarkan Keputusan Bupati Ciamis no...... Tahun tentang tentang Situs Cagar Budaya dan Pelestarian Hutan Kota, dibawah pengawasan Dinas Kehutanan Kabupaten Ciamis. letaknya di sebelah selatan Pusat Pemerintahan Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis berjarak kurang lebih 3 Km berupa hutan dengan luas kurang lebih 3 ha, status tanah milik Pemerintah Daerah serta masuk ke Aset Desa Baregbeg, termasuk salah satu Situs Cagar Budaya yang dilestarikan keberadaannya. Tepatnya di Dusun Baregbeg Desa Baregbeg Kecamatan Baregbeg berada pinggir jalan Provinsi jalur Ciamis - Cirebon km 3. Tempat yang cukup asri, teduh serta nyaman untuk melepas lelah ketika melakukan perjalan jauh, baik itu naik kendaraan maupun berjalan kaki. Pohon - pohon yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun masih tegak berdiri di tempat itu, walau ada diantaranya beberapa yang telah berguguran kering dan mati, namun belum ada regenerasi pohon pengganti. Tempat itu bernama Hutan Kota Salamanik masyarakat sekitar menyebutnya Makom Keramat Ki Buyut Mangun Tapa karena di tengah - tengah hutan yang berbentuk bukit di kelilingi makam-makam umum terdapat satu Petilasan berbentuk sebuah makam berukuran cukup besar di bawah pohon ki hujan. Menurut sumber dari juru kunci yang bernama Abah Soleh Saepudin itu bukan sebuah makam atau peristirahatan terakhir namun petilasan dimana beliau Ki Buyut Manguntapa memberi Ajaran Agama Islam kepada murid - muridnya serta tempat berkumpul para sesepuh untuk merancang, mendiskusikan dan menyusun rencana untuk keberlangsungan Pemerintahan menuju kesejahteraan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, sehat lahir dan bathin. Nama lain dari Ki Buyut Manguntapa adalah Ki Gedeng Tapa atau Kiayi Jumanjati serta istrinya bernama Nyimas Kranjang berasal dari Cirebon beliau di utus oleh Kesultanan Cirebon untuk mengajarkan serta membantu kelangsungan pemerintahan di Baregbeg Ki Gedeng Tapa tidak sendiri dalam menjalankan Syi'ar beliau ditemani beberapa pendamping lainnya yaitu 1. Dalem Abrur sebelah timur di seberang sungai Cikalagen 2. Nyai Buni Geulis sebelah Selatan di tengah pesawahan penduduk di Dusun Baregbeg 3. Arya Janggala sebelah selatan dari Nyi Buni Geulis seberang sungai Cikalagen 4. Kiai Gajah Barong sebelah Utara dari Salamanik di Dusun Desa 5. Ki Rambut Beukah sebelah Utara dari Salamanik di Dusun Ciwahangan 6. Ki Ajar Padang sebelah Utara dari Salamanik di Dusun Ciwalung 7. Dalem Sutakerti sebelah Utara dari Salamanik di Dusun Desa 8. Ki Sento Kaler 9. Ki Sento Kidul di samping petilasan Ki Buyut Mangun Tapa atau Ki Gedeng Tapa ada pula pengiring-pengiring nya yang lain yaitu di samping sebelah utara Petilasan tepatnya dibawah bukit di samping pesawahan warga ada sebuah sumur siuk/sendang yang diberi nama Toyo Suci/Pangdongdon yang mana airnya atas Ijin Allah SWT ketika musim kemarau menjadi sumber mata air bagi masyarakat di sekitar situs meskipun keberadaan sumur siuk/sendang tergolong baru dalam pembuatannya sekitar tahun 2005 kebetulan penulis sedikit berpartisipasi dalam pembuatan sumur siuk tersebut yang tentu saja di komando oleh Sesepuh/Juru Kunci yaitu Abah Soleh AssalamualaikumBuat saudara-saudara ku para pecinta Wali Allah se Nusantara. Kali ini Kami hadir di Makam Keramat Ki Buyut Tanggal Yang berada di Pakojan Pi Kramat Buyut Trusmi Cirebon merupakan kompleks kubur di Plered, Cirebon, tak jauh dari Toko Batik Trusmi Cirebon Jaya Abadi. Jika tak membawa kendaraan, ada banyak becak yang bisa mengantar pengunjung ke Kramat Buyut Trusmi, sebelum atau setelah belanja batik. Saat ke Kramat Buyut Trusmi, di sana berlangsung Memayu, acara adat 4-tahunan dimana warga bergotong royong mengganti sirap bangunan di kompleks yang luasnya 3600 m2. Ki Buyut adalah sesepuh Trusmi dan sangat berjasa dalam mengembangkan tradisi kerajinan batik. Gerbang masuk pertama ke kompleks Kramat Buyut Trusmi Cirebon berupa gapura terbuat dari susunan bata merah bakar. Tidak terlihat ornamen keramik pada dinding gapura ini. Lapangan rumput di sebelah kiri adalah tempat dimana kami memarkir kendaraan agar lebih dekat berjalan ke lokasi. Tempat parkir yang lebih rapi berada di seberang pintu gerbang ini. Tak lama kemudian kami sampai di gapura candi bentar ketiga, setelah melewati candi bentar kedua, yang dinaungi penutup yang tampak di sebelah kanan sebagai pintu masuk ke dalam kompleks Kramat Buyut Trusmi Cirebon. Kompleks itu dikelilingi tembok batu bata merah setinggi orang dewasa. Beberapa orang tengah bekerja di atas atap cungkup gapura. Kami dipertemukan dengan Haji Ahmad, pemimpin situs bersejarah yang berusia lewat tengah abad untuk meminta ijin masuk ke dalam kompleks. Setelah berbincang beberapa saat, kami pun diperbolehkan masuk untuk memotret, kecuali cungkup makam Ki Buyut Trusmi. Sebuah susunan bata merah setengah lingkaran memisahkan bagian depan dengan bagian tengah kompleks. Kesibukan sangat terasa, baik yang tengah mengganti sirap, maupun yang memasak. Sebuah Pohon Kopi Anjing tampak di bagian belakang kompleks, yang mengingatkan saya pada pohon sejenis di sebelah kiri rumah Embah di kampung. Ki Buyut adalah putra pertama Prabu Siliwangi. Sebelumnya ia bernama Pangeran Walangsungsang, atau Pangeran Cakrabuana, pendiri Kerajaan Cirebon. Setelah Ki Buyut Trusmi menyerahkan keraton yang sekarang Keraton Kasepuhan ke Sunan Gunung Jati, Ki Buyut pindah ke daerah Trusmi ini pada tahun 1470, dan membangun kompleks ini pada tahun 1481. Pandangan pada sebuah gapura rendah setinggi pinggang orang dewasa di kompleks Kramat Buyut Trusmi Cirebon. Untuk melewatinya untuk berziarah pada kubur yang ada di sana orang harus membungkuk atau bahkan merangkak, sebuah cara praktis untuk memaksa para pengunjung memberi hormat pada penghuni kubur yang akan dikunjungi. Jika datang berkunjung ke tempat wisata ini, merangkaklah melewati gapura ini dan masuk ke dalam area kubur di sana karena terdapat sebuah tengara menarik yang saya tidak sempat. Melangkah lebih ke dalam, ada masjid yang juga tengah diperbaik. Di dalam masjid ada bedug memanjang cukup besar yang diletakkan menggantung, diikat oleh sepasang tambang. Beberapa baris tulisan dalam huruf Arab terlihat pada dinding di atas daun pintu masuk ke dalam ruang utama masjid. Tanggal yang tertera, 30-7-1969, tampaknya adalah tanggal dilakukannya kegiatan perbaikan masjid. Masuk ke ruang utama masjid yang tak begitu besar terlihat mimbar dan soko guru berukir suluran daun dan bunga. Saya sempat memotret dari dalam cungkup Makam Ki Buyut Trusmi Cirebon, melewati pintu masuk ke arah luar, mengikuti permintaan Haji Ahmad agar tidak memotret pusara di belakang saya yang saya kira merupakan Makam Ki Buyut. Di sana ada kayu penyangga kusen dengan ukiran berangka tahun 1957, yang sepertinya menunjukkan salah satu tahun perbaikan di kompleks ini. Berjalan mengikuti kemana arah langkah kaki, saya kemudian bertemu dengan sebuah bangunan cungkup yang disebut sebagai Witana. Konon Witana awit ana, mulai ada adalah bangunan tempat sholat yang pertama kali dibuat oleh Ki Buyut ketika baru saja datang ke tempat ini, sebelum dibangunnya masjid yang permanen. Di sebelah bangunan Witana terdapat undakan untuk masuk ke dalam sebuah kolam tua. Sayang sekali kolam ini airnya hijau keruh, sehingga tidak begitu sedap dipandang mata. Memayu, yaitu penggantian sirap separuh bangunan setiap empat tahun sekali, dilakukan setiap tahun pada 25 Maulud. Memayu juga dimaksudkan untuk memperindah sifat-sifat manusia dari sifat lama yang buruk ke sifat baru yang bagus. Pada acara Memayu, sumbangan mengalir dari warga, baik tenaga, bahan makanan, jajanan dan minuman, maupun uang. Maka jadilah sebuah pesta rakyat. Sebelum sirap dibuka, malamnya ada acara tahlilan disertai Shalawat Brai kesenian Bayalangu yang diiring alat musik gembyung semacam rebana, kendang, dan kecrek. Setelah itu setiap malam sampai selesai penggantian sirap, Kramat Buyut Trusmi Cirebon diramaikan acara hiburan, seperti terbangan, layar tancap, wayang kulit, dangdut, dan sandiwara. Ada pula arak-arakan kirab 14 tombak pusaka Ki Buyut serta hasil bumi, dan ditampilkan tarian Babak Yoso dan Tari Angun yang sudah jarang dibawakan. Ki Buyut Trusmi mempunyai dua adik, yaitu Rara Santang Ibunda Sunan Gunung Jati, dan Pangeran Rajasengara. Menurut ki Haji Ahmad, setelah ditinggal puteri Cina, Sunan Gunung Jati kawin lagi namun tak ada yang cocok. Barulah cocok setelah menikah dengan Pakungwati, anak Ki Buyut. Karena itu Keraton Kesultanan Cirebon disebut juga Keraton Pakungwati. Alamat Kampung Dalem, Desa Trusmi Wetan, Kecamatan Weru, Cirebon Kabupaten. Lokasi GPS Waze smartphone Android dan iOS . Jam buka sepanjang hari dan malam. Harga tiket masuk gratis, sumbangan diharapkan. Hotel di Cirebon, Hotel Murah di Cirebon, Tempat Wisata di Cirebon, Peta Wisata Cirebon didalam komplek makam buyut trusmi terdapat berbagai makam makam lainnya yang di keramatkan, juga terdapat dua buah kolam pemandian suasanna adem akan terasa di sini apa lagi bangunan arsitektur makam buyut trusmi yang unik,biasanya tempat ini selalu mengadakan pergantian suhunan atau atap makam yang terbuat dari kayu setahun sekali,
Laporan Wartawan Nurandi LEBAK - Bangunan yang disebut sebagai Makam Ki Buyut Gedeg di Desa Curugbadag, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak, dibongkar, Rabu 25/5/2022. Kepala Desa Curugbadag, Agus Supandi, mengatakan makam dibongkar karena warga resah dan khawatir bangunan dijadikan sebagai tempat ritual pengikut aliran sesat. Makam itu berada di Tempat Pemakaman Umum TPU Makam Gede. "Kami mendapatkan laporan dari warga, keberadaan makam itu sering dijadikan sekelompok orang untuk melakukan ritual aliran sesat," katanya saat dihubungi, Jumat 27/5/2022. Baca juga Wisata Religi Makam Keramat Konar Di Kabupaten Serang Mulai Tergerus Abrasi Sungai Menurut dia, keberadaan makam itu sengaja dibuat oleh oknum yang tidak bertanggungjawab di daerahnya. Apalagi keberadaan makam yang dinamai Ki Buyut Gedeg tidak memiliki silsilah yang jelas. "Tidak ada tuh makam keramat. TPU tersebut ini digunakan untuk pemakaman umum bagi warga Desa Curugabadak," ucapnya. Heru, warga Desa Curugbadag, mengatakan bangunan makam memang sengaja dibuat. "Sengaja dibuat serta diberikan tanda dengan nama Makam Ki Buyut Gedeg," katanya. Dia menilai keberadaan makam itu untuk kepentingan bisnis karena ada paket ziarah. "Ada juga peziarah datang dari Tangerang, Jakarta dan Bogor," ujarnya. Pemerintah Desa Curugbadak bersama Majelis Ulama Indonesia MUI dan tokoh masyarakat setempat akan membahas lebih lanjut terkait keberadaan makam itu.
Inibarangkali lafal orang Portugis untuk Fadillah Khan. Tome Pinto menyebutnya TAGARIL untuk KI FADIL (julukan Fadillah Khan sehari-hari). Kretabhumi I/2 menyebutkan, bahwa makam Fadillah Khan (disebut juga WONG AGUNG PASE) terletak di puncak Gunung Sembung berdampingan (di sebelah timurnya) dengan makam Susushunan Jati.
Kabupaten Tangerang, IDN Times - Tak terasa, Ramadan sebentar lagi tiba. Saat-saat ini biasanya digunakan sebagian orang untuk ziarah. Salah satu tempat yang biasa dijadikan tujuan ziarah adalah makam para ulama. Penyebaran agama Islam di Kabupaten Tangerang memang tidak terlepas dari peran para ulama. Bermula pada tahun 1580-an, seorang ulama datang ke wilayah yang saat ini menjadi Kabupaten itu, mayoritas warga yang tinggal di sekitar Kabupaten Tangerang, masih memeluk agama Hindu. Nah, ada tiga ulama yang memiliki peran cukup penting dalam penyebaran Islam di Kabupaten Tangerang. Hingga kini, makam ketiganya masih ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah. Baca Juga Dari Imlek Hingga Jejak Tradisi Tionghoa di Bumi Pertiwi 1. Makam Syekh Mas Masa'ad di Solear, CisokaKesultanan Banten Adriaan Buddingh 1811-1869Saat pertama kali tiba di wilayah Solear, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Syekh Mas Masa'ad dikawal oleh ratusan tentara dari Kesultanan Banten. Syekh Mas Masa'ad merupakan seorang ulama yang bijaksana dan lama setelah kedatangannya, ia lalu mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Islam di wilayah meninggal, Syekh Mas Masa'ad kemudian dimakamkan di lokasi pesantren. Saat ini, makam ini juga menjadi objek wisata religi, dimana pada objek wisata tersebut juga terdapat hutan lindung dan tumbuh aneka tanaman keras berbagai jenis serta terdapat ratusan monyet ekor memasuki tahun baru Islam, kawasan itu penuh dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah termasuk dari Cirebon, Kudus, Jombang, Lampung maupun Kuningan. 2. Makam Kramat Panjang, PakuhajiMakam Keramat Panjang terletak di Jalan Raya Cituis, Kelurahan Keramat, Kecamatan Makam tersebut cukup kesohor di masyarakat Tangerang, juga umat Islam di itu terlihat dari animo peziarah yang selalu tinggi. Gak heran, makam ini merupakan salah satu destinasi wisata religi di satu hal yang unik dari makam ini adalah panjangnya yang mencapai 9 meter dan lebar 1,5 meter Makam Keramat Panjang berada di dalam masjid, tak jauh dari Jalan Raya Cituis. Tepat pinggir jalan terdapat plang bertuliskan "Masjid Makam Keramat Panjang".Diyakini, makam ini merupakan tempat peristirahatan seorang ulama penyebar Islam yang hingga akhir hidupnya enggan menyebutkan namanya. Masyarakat pun hanya menyebut makam keramat panjang lantaran ceritanya yang sudah menyebar hingga luar Kabupaten Tangerang. Baca Juga Pangeran Wiraguna, Arsitek Menara Banten Asal Tionghoa 3. Makam Ki Buyut Janir, LegokMakam Ki Buyut Janir, Legok Google/Syarif HidayatullahMakam Ki Buyut Janir di Desa Legok, Kabupaten Tangerang diyakini warga keramat. Lokasinya dekat dengan perumahan warga Legok Permai. Ki Buyut Janir merupakan ulama keturunan Cirebon yang menyebarkan Islam hingga ke dari dalam tanah kuburan ini tumbuh pohon Kopo. Pohon itu dahulu sangat rindang. Sebagian warga percaya kalau batang pohon ini patah maka itu adalah isyarat akan terjadi bencana. Baca Juga [FOTO] Masjid Agung Kesultanan Banten Dipadati Pengunjung

Danpada kali ini saya ingin menyajikan tempat ziarah Makam Buyut Ambiya , kampung Iwul, Desa Tobat , Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang , Banten. Timbul pertanyaan mengapa saya mengangkat artikel ini , Pertama ini berada di daerah Balaraja yang notabene tempat kelahiran , kedua saya punya kenangan tersendiri di tempat ini .

Kudus - Sebuah jenglot yang ditemukan di makam keramat Desa Burikan, Kecamatan Kota, Kudus, Jawa Tengah bikin heboh. Jenglot itu memiliki rambut panjang dan bertaring dua. Lalu seperti apa penampakannya?"Iya kemarin Sabtu tanggal 27 Februari 2021 ditemukan jenglot di makam punden Mbah Buyut Akasah Desa Burikan. Baru pertama ini penemuan jenglot," kata Juru Kunci Punden Mbah Buyut Akasah, Mamik Junaidi saat dihubungi detikcom lewat sambungan telepon, Minggu 28/2/2021.Mbah mamik menceritakan jenglot itu ditemukan pada Sabtu 27/2 siang. Kala itu sedang ada kegiatan bersih-bersih di kompleks makam Buyut Akasah. "Pertama kali ini, pada waktu kerja bakti sama tukang pembersih, itu membersihkan di pompa. Pada saat salat duhur, terus saya duhur. Saya pamit pembersih mau ke masjid jamaah, terus ke masjid. Setelah pulang masjid dipetuk ketemu tukang pembersih. Dia bilang aku penemu jenglot pak," menjelaskan jenglot jenglot ditemukan memiliki panjang antara 15 sampai 20 sentimeter. Adapun ciri-cirinya memiliki dua taring, berambut panjang, hingga memiliki kuku jari tangan panjang. Jenglot yang ditemukan itu berwarna coklat."Ukurannya 15 sentimeter sampai 20 sentimeter. Bentuknya seperti rambutnya panjang sampai satu dengkul. Ada siung panjang ke bawah dua. Tidak ada pakaian, jenis kelaminnya laki-laki, warnanya coklat," ungkap Mbah menyebut penemuan jenglot itu dikhawatirkan bikin heboh warga sekitar sehingga disimpan oleh pihak pengurus makam Buyut Akasah. Namun, akhirnya jenglot itu diserahkan ke Yayasan Menara Kudus, sebab kata Mamik, Buyut Akasah masih ada garis keturunan dengan Sunan Kudus."Jadi itu mistik, lha saya kalau taruh di makam terus bisa-bisa dibongkar orang. Nah lebih baik diamankan di Menara Kudus hari Minggu 28/2 siang kemarin sudah diserahkan. Alasannya karena Mbah Akasa ini masih ada keturunan dari Sunan Kudus, sehingga akhirnya kita serahkan ke sana untuk disimpan," terang Mbah Dosen Sejarah dan Budaya pada IAIN Kudus, Moh Rosyid menjelaskan jenglot memiliki dua versi dalam dunia perdukunan. Pertama menjadi makhluk jadi-jadian dan yang kedua merupakan nyata yang makan darah."Versi dunia perdukunan, jenglot ada dua versi satu makhluk jadi-jadian yang bisa disuruh majikannya untuk ditugasi mengantar hal magis atau guna-guna atau teluh. Kedua makhluk gaib beneran yang tidak makan nasi tapi makan darah," kata Rosyid saat dihubungi detikcom lewat telepon, Senin 1/3.Dia menyebut jika jenglot itu berupa jimat, biasanya cenderung digunakan ke hal negatif. Jenglot, menurutnya, juga lebih digunakan dunia santet."Serumpun jimat tapi mengarah yang negatif, biasanya untuk santet, itu bagian dari dunia santet. Santet akan selalu aksis di era apapun. Karena manusia menggunakan imbas konflik yang tidak diselesaikan, maka pelampiasannya dunia hitam," ungkapnya muda kenamaan KH Ahmad Muwafiq menambahkan jenglot yang ditemukan di Kudus belum tentu asli. Menurutnya saat ini banyak jenglot yang palsu."Ya saya tidak tahu jenglot yang ditemukan yang asli apa yang palsu, karena saat ini banyak beredar jenglot yang palsu," kata pria yang akrab disapa Gus Muwafiq ini kepada detikcom, Kamis 4/3.Menurutnya jika jenglot itu asli akan bergerak bukan diam. Apalagi jenglot ditaruh di dalam sebuah kotak. Menurutnya saat ini banyak yang jual jenglot."Kalau yang asli itu memang benar-benar makhluk, dia hidup dan dia bergerak bukan malah diam dan diwadhahi dikemas kotak seperti itu. Jadi kalau jenglot itu bergerak, makanya kalau orang ketemu fenomena jenglot itu biasa saja, karena sekarang banyak yang jual," terangnya."Coba saja kalau ketemu jenglot dibedah, kalau yang asli bentuknya seperti manusia tapi memang mengecil, meski keriput dia mengecil tapi utuh. Bukan benda mati, seperti boneka itu, karena jenglot itu bergerak," cerita Gus Muwafiq soal jenglot pernah jadi tren pada masa Majapahit..Simak juga 'Penemuan 2 Jenglot Gegerkan Warga Sragen'[GambasVideo 20detik] masjid makam, dan lain-lain. Kompleks Situs Ki Buyut Trusmi merupakan kompleks bangunan kuna yang terletak di Kampung Dalem, Desa Trusmi Wetan, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. UKUcSQ.
  • a7d1p21t9i.pages.dev/47
  • a7d1p21t9i.pages.dev/305
  • a7d1p21t9i.pages.dev/61
  • a7d1p21t9i.pages.dev/64
  • a7d1p21t9i.pages.dev/24
  • a7d1p21t9i.pages.dev/301
  • a7d1p21t9i.pages.dev/99
  • a7d1p21t9i.pages.dev/185
  • a7d1p21t9i.pages.dev/110
  • makam ki buyut tanggal